Breaking News
Kumpulan informasi aktual seputar peristiwa penting yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, meliputi isu politik, kebijakan pemerintah, bencana, dan dinamika sosial masyarakat.
BRIMO BRIMO BRIMO BRIMO

Pontianak Terapkan Jam Malam Anak, Sekolah: Orang Tua Tetap Harus Awasi Anak di Rumah

BRIMO

Sekolah Dukung Penuh Aturan Jam Malam Anak di Pontianak: Disiplin dan Keamanan Jadi Prioritas

Kabar Sungai Raya. PONTIANAK – Peraturan Wali Kota Pontianak Nomor 22 Tahun 2025 tentang Pembatasan Jam Malam Anak mendapat dukungan dari kalangan pendidikan. Kepala SD Muhammadiyah 2 Pontianak, Yumi Pariyanti, menyatakan bahwa kebijakan ini penting untuk meningkatkan disiplin pelajar, menekan potensi kenakalan remaja, dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak.

Pemkot Pontianak Tegakkan Pembatasan Jam Malam Anak Lewat Pendekatan  Humanis dan Edukatif - Klik Hits
Pemkot Pontianak Tegakkan Pembatasan Jam Malam Anak Lewat Pendekatan Humanis dan Edukatif

“Sangat mendukung sekali adanya aturan ini. Tentunya kebijakan ini sudah melalui proses evaluasi dan studi kelayakan yang matang,” ujar Yumi, Sabtu (14/6).

Klik Disini

Yumi Pariyanti  Dorong Lingkungan Aman dan Edukatif

Menurut Yumi, peran orang tua tetap menjadi faktor utama dalam mendidik dan mengawasi anak-anak, meskipun aturan jam malam telah diberlakukan. Ia menegaskan, tidak cukup hanya bergantung pada pemerintah. Pengawasan dari keluarga dan lingkungan sekitar sangat penting untuk memastikan anak-anak terhindar dari hal-hal negatif di luar rumah.

Baca Juga : Booth ATR/BPN di ICI 2025 Jadi Jembatan Dialog Soal Pertanahan dan Tata Ruang

“Kadang sulit membedakan mana pelajar SMP, SMA, bahkan mahasiswa saat mereka berpakaian bebas. Secara fisik, banyak anak-anak yang sudah tampak dewasa,” jelasnya.

Yumi menambahkan, anak-anak masih berada dalam tahap pencarian jati diri. Mereka belum bisa membedakan mana yang baik dan buruk, termasuk dalam memilih teman bergaul. Aktivitas seperti nongkrong di kafe malam hari, meskipun tampak biasa, tetap perlu diawasi karena rentan terhadap pengaruh negatif.

“Kalau hanya sekadar makan-minum tidak masalah, tapi setelah itu mereka ke mana? Itu yang perlu dipantau,” tegasnya.

Ia menyebut, konsep pembatasan aktivitas malam bukan hal baru. Dalam pendidikan Islam, misalnya, anak-anak sudah diarahkan untuk berada di rumah saat waktu maghrib tiba. Shalat berjemaah di rumah atau masjid menjadi kebiasaan yang secara tidak langsung membentuk kedisiplinan.

“Kalau dari kecil sudah dibiasakan, kita tidak khawatir lagi anak-anak berkeliaran malam,” katanya.

Yumi juga mengingatkan bahwa tinggal di rumah bukan berarti anak-anak aman tanpa pengawasan. Orang tua harus aktif dalam membangun komunikasi hangat, termasuk melalui momen sederhana seperti makan malam bersama dan ibadah keluarga.

“Dulu kita makan bersama setiap malam, sekarang jarang. Kualitas komunikasi harus ditingkatkan agar anak merasa nyaman di rumah,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *